Sejarah singkat

Sejarah Singkat Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Kepulauan Mentawai

Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan salah satu perangkat daerah yang memiliki peran vital dalam menjaga keselamatan jiwa dan aset masyarakat dari ancaman kebakaran dan kondisi darurat lainnya. Keberadaannya tidak hanya sebagai garda terdepan dalam pemadaman kebakaran, tetapi juga sebagai institusi yang terus membangun budaya tanggap bencana dan keselamatan publik, terutama di wilayah kepulauan yang memiliki tantangan geografis tersendiri.

Awal Pembentukan dan Kebutuhan Layanan Kebakaran

Cikal bakal Dinas Pemadam Kebakaran di Kabupaten Kepulauan Mentawai bermula dari kesadaran pemerintah daerah terhadap perlunya sistem penanggulangan kebakaran yang lebih terorganisir. Pada awalnya, penanganan kebakaran dilakukan secara darurat dan tidak terstruktur, di mana personel dan alat seadanya digunakan untuk merespons kebakaran di kawasan padat penduduk, pasar tradisional, atau gedung pemerintahan.

Kabupaten Kepulauan Mentawai sendiri terbentuk sebagai daerah otonom berdasarkan Undang-Undang Nomor 49 Tahun 1999. Sebagai wilayah baru, berbagai kebutuhan dasar pelayanan publik mulai dibentuk, termasuk layanan pemadam kebakaran. Namun, karena terbatasnya sumber daya, fungsi pemadam kebakaran pada masa itu masih melekat di bagian umum sekretariat daerah atau bergabung dengan perangkat daerah lain seperti Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

Wilayah Mentawai yang terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil seperti Pulau Siberut, Sipora, Pagai Utara, dan Pagai Selatan membuat tantangan penanganan kebakaran semakin berat. Akses antarpulau yang hanya bisa ditempuh lewat laut dengan cuaca yang sering ekstrem menyebabkan waktu tanggap sangat bergantung pada kesiapan personel dan logistik di masing-masing kecamatan.

Pembentukan Dinas Pemadam Kebakaran

Seiring berjalannya waktu dan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kebakaran yang lebih cepat dan profesional, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai membentuk unit khusus penanggulangan kebakaran yang kemudian ditingkatkan statusnya menjadi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan. Pembentukan ini mengacu pada ketentuan nasional, termasuk Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2018 tentang Manajemen Penanggulangan Kebakaran.

Sejak menjadi dinas tersendiri, struktur organisasi mulai ditata dengan lebih rapi, terdiri dari Kepala Dinas, Sekretariat, dan tiga bidang teknis utama, yaitu:

  • Bidang Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran

  • Bidang Penyelamatan dan Evakuasi

  • Bidang Sarana dan Prasarana

Dengan struktur ini, Dinas Pemadam Kebakaran Kepulauan Mentawai mulai menyusun program-program strategis untuk menjangkau seluruh wilayah, meski menghadapi tantangan besar dari sisi jarak, sarana transportasi, dan komunikasi.

Perkembangan Layanan dan Inovasi

Untuk mengatasi hambatan geografis, DAMKAR Mentawai mulai membentuk Pos Pemadam di kecamatan-kecamatan utama. Pos ini menjadi ujung tombak pelayanan darurat kebakaran dan penyelamatan, serta dijalankan oleh regu siaga yang dibekali pelatihan dasar dan peralatan pemadaman sederhana.

Secara bertahap, dinas ini mulai mendapatkan alokasi anggaran untuk pengadaan kendaraan pemadam ringan, pompa portable, alat bantu pernapasan (SCBA), serta alat pelindung diri (APD) standar. Dinas juga aktif menggelar pelatihan teknis bagi petugas dan mengirimkan personel ke pelatihan nasional maupun provinsi.

Selain pemadaman, fungsi penyelamatan (rescue) juga dikembangkan. Petugas tidak hanya memadamkan api, tetapi juga membantu dalam evakuasi korban kecelakaan, bencana alam seperti banjir dan longsor, serta penanganan hewan liar yang masuk ke lingkungan masyarakat.

Pendekatan Edukatif dan Partisipatif

Menyadari pentingnya peran masyarakat dalam pencegahan kebakaran, DAMKAR Mentawai gencar melaksanakan program pelatihan dan simulasi kebakaran di sekolah-sekolah, kantor pemerintahan, tempat ibadah, dan lingkungan pemukiman. Edukasi mengenai penggunaan APAR, evakuasi darurat, dan penyuluhan bahaya korsleting listrik menjadi bagian dari pendekatan preventif.

Pelatihan ini tidak hanya berfokus pada pegawai atau pelajar, tetapi juga melibatkan tokoh masyarakat dan perangkat desa agar menjadi “responden pertama” di wilayahnya. Mengingat terbatasnya waktu tanggap dan akses di Kepulauan Mentawai, pelibatan masyarakat menjadi strategi penting dalam menekan risiko dan dampak kebakaran.

Tantangan dan Harapan Ke Depan

Meskipun telah menunjukkan perkembangan positif, Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Kepulauan Mentawai masih menghadapi tantangan signifikan. Minimnya armada pemadam di tiap pulau, terbatasnya jumlah personel terlatih, serta kondisi geografis yang menyulitkan mobilisasi menjadi persoalan yang terus diupayakan solusinya.

Namun demikian, dengan dukungan pemerintah daerah dan kerja sama lintas sektor, DAMKAR Mentawai terus memperluas jangkauan layanan dan meningkatkan kapasitas petugas. Visi jangka panjangnya adalah menghadirkan pelayanan pemadam kebakaran dan penyelamatan yang setara, profesional, dan terjangkau hingga ke pelosok pulau.